Pengaruh Arsitek Terhadap
Iklim
Bangunan didirikan berdasarkan rancangan yang dibuat oleh
manusia yang seringkali lebih menekankan pada kebutuhan manusia tanpa
memperhatikan dampaknya terhadap alam sekitarnya. Seharusnya manusia sadar
betapa pentingnya kualitas alam sebagai penunjang kehidupan, maka setiap
kegiatan manusia seharusnya didasarkan pada pemahaman terhadap alam termasuk
pada perancangan arsitektur.
Terjadi cara pandang dalam menyikapi perubahan iklim dalam
lingkungan binaan. Contohnya pada saat suhu semakin panas ,ada lingkungan
binaan (dalam ahl ini unit kecil yaitu rumah) yang beradaptasi dengan
menggunakan AC. Dengan penggunaan AC , maka ruangan menjadi dingin,tetapi
membutuhkan energi yang berasal dari listrik dan pda sumbernya akan menghasilkan
gas-gas yang malah akan membuat bumi semakin panas,dan AC pun menghasilkan
panas diluar ruangan tersebut. Jika seluruh rumah melakukannya dapat
dibayangkan,udara diluar semakin panas,dan energi yang dihasilkan besar sekali.
Bentuk jendela, yang secara perlahan berubah menjadi sangat
kecil dan sedikit memberi ruang udara bergerak, merupakan sebuah pengikutan
trend yang tak pernah memperhatikan kondisi iklim lokal. Udara panas akhirnya
terkurung di dalam rumah, sebagaimana yang diharapkan oleh rumah-rumah di sub
tropis, sehingga suhu udara dalam rumah menjadi sangat tidak nyaman.
Peran –peran arsitek pada perancangan bangunan-bangunan
dan juga lingkungannya akan berpengaruh terhadap iklim global. Sektor-sektor
konstruksi, pembangunan pun berpengaruh terhadap perusakan lingkungan , dapat
dilihat dari pengambilan material mulai dari hulu ke hilir, secara terus
menerus, mengurangi tanaman, yang akan menjadikan banyak bencana dan bumi
semakin panas. Mencari para arsitek yang memahami kondisi iklim lokal, termasuk
pemilihan jenis bahan baku bangunan, sangatlah semakin rumit saat ini. Karena
sebagian besar hanya memperhatikan keindahan semu, tanpa memperhatikan
eko-arsitektur yang sebenarnya lebih dibutuhkan oleh penghuni rumah.
Pada dasarnya, setiap pembangunan pasti akan
mengubah keseimbangan lingkungan alami dan mengubahnya menjadi lingkungan
binaan (built environment). Kesimpulan sementara menunjukkan bahwa arsitektur
memang menyumbang terbesar terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. Jika
ini berlanjut secara terus-menerus, tidak bisa dihindari bahwa bisa saja Bumi
segera menuju kehancuran masal.
Mungkihkah ini bisa berubah? Bisakah
arsitektur yang menjadi penyebab ini semua, justru berubah menjadi solusi atas
permasalahan ini?
Arsitek dalam merancang lingkungan binaan
salah satunya bangunan, menyadari perubahan iklim adalah sesuatu yang
berpengaruh terhadap bangunan yang akan dibuatnya, dan juga manusia mengetahui
bahwa iklim sangat berpengaruh terhadap tempat yang ia tinggali. Pemahaman
terhadap alam pada rancangan arsitektur adalah upaya untuk menyelaraskan
rancangan dengan alam, yaitu melalui memahami perilaku alam, ramah dan selaras
terhadap alam.
Teknologi tidak selamanya menyumbang terhadap
pemanasan global, tetapi juga dengan penerapan teknologi yang baik dan
terencana , akan menjadi sebuah lingkungan binaan yang baik dan berkelanjutan. Lingkungan
yang beradaptasi dengan pengaruh iklim lokal dan iklim global dapat
dimanfaatkan dengan baik, selain mengurangi dampak pemanasan global juga member
sumbangsih terhadap keberlanjutan lingkungan binaan tersebut.
Adaptasi dan pendekatan terhadap perubahan
iklim global dapat dilakukan dengan mengadopsi kearifan lokal dalam
perancangan. Pada zaman dahulu di Indonesia para perancang rumah –rumah yang disebut
“Arsitektur Tradisional” sudah menerapkan rancangan yang terbukti bertahan
dalam menghadapi iklim di Indonesia. Tingginya atap yang ada pada setiap
bangunan tradisional, serta adanya tiang-tiang penyangga yang cukup tinggi di
bagian bawah, sangat membantu dalam sirkulasi udara di dalam bangunan, sehingga
menghadirkan udara yang segar pada bagian dalam bangunan.
Arsitek dalam hal ini memiliki peran penting ,
dalam dunia arsitektur , bangunan terbentuk umumnya menyesuaikan dengan iklim
dimana bangunan itu berada. Bangunan berfungsi untuk manusia beraktivitas
didalamnya dan dapat menghadapi iklim global. Dalam menghadapi iklim seperti
ini, tidak hanya bangunan yang kuat merespon perubahan iklim tetapi juga
memanfaatkan dan mejadikannya sebagai bangunan yang “sustainable”, memberi sumbangsih
dengan mengurangi efek pemanasan global dan juga berperan menjadikan bumi
semakin baik dan bersahabat dengan manusia.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar