Selasa, 23 Februari 2016

FISIKA BANGUNAN 2: Arsitek Thermal

Pengaruh Arsitek Terhadap Iklim

Bangunan didirikan berdasarkan rancangan yang dibuat oleh manusia yang seringkali lebih menekankan pada kebutuhan manusia tanpa memperhatikan dampaknya terhadap alam sekitarnya. Seharusnya manusia sadar betapa pentingnya kualitas alam sebagai penunjang kehidupan, maka setiap kegiatan manusia seharusnya didasarkan pada pemahaman terhadap alam termasuk pada perancangan arsitektur.

Terjadi cara pandang dalam menyikapi perubahan iklim dalam lingkungan binaan. Contohnya pada saat suhu semakin panas ,ada lingkungan binaan (dalam ahl ini unit kecil yaitu rumah) yang beradaptasi dengan menggunakan AC. Dengan penggunaan AC , maka ruangan menjadi dingin,tetapi membutuhkan energi yang berasal dari listrik dan pda sumbernya akan menghasilkan gas-gas yang malah akan membuat bumi semakin panas,dan AC pun menghasilkan panas diluar ruangan tersebut. Jika seluruh rumah melakukannya dapat dibayangkan,udara diluar semakin panas,dan energi yang dihasilkan besar sekali.

Bentuk jendela, yang secara perlahan berubah menjadi sangat kecil dan sedikit memberi ruang udara bergerak, merupakan sebuah pengikutan trend yang tak pernah memperhatikan kondisi iklim lokal. Udara panas akhirnya terkurung di dalam rumah, sebagaimana yang diharapkan oleh rumah-rumah di sub tropis, sehingga suhu udara dalam rumah menjadi sangat tidak nyaman. 

Peran –peran arsitek pada perancangan bangunan-bangunan dan juga lingkungannya akan berpengaruh terhadap iklim global. Sektor-sektor konstruksi, pembangunan pun berpengaruh terhadap perusakan lingkungan , dapat dilihat dari pengambilan material mulai dari hulu ke hilir, secara terus menerus, mengurangi tanaman, yang akan menjadikan banyak bencana dan bumi semakin panas. Mencari para arsitek yang memahami kondisi iklim lokal, termasuk pemilihan jenis bahan baku bangunan, sangatlah semakin rumit saat ini. Karena sebagian besar hanya memperhatikan keindahan semu, tanpa memperhatikan eko-arsitektur yang sebenarnya lebih dibutuhkan oleh penghuni rumah.

Pada dasarnya, setiap pembangunan pasti akan mengubah keseimbangan lingkungan alami dan mengubahnya menjadi lingkungan binaan (built environment). Kesimpulan sementara menunjukkan bahwa arsitektur memang menyumbang terbesar terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. Jika ini berlanjut secara terus-menerus, tidak bisa dihindari bahwa bisa saja Bumi segera menuju kehancuran masal. 

Mungkihkah ini bisa berubah? Bisakah arsitektur yang menjadi penyebab ini semua, justru berubah menjadi solusi atas permasalahan ini? 

Arsitek dalam merancang lingkungan binaan salah satunya bangunan, menyadari perubahan iklim adalah sesuatu yang berpengaruh terhadap bangunan yang akan dibuatnya, dan juga manusia mengetahui bahwa iklim sangat berpengaruh terhadap tempat yang ia tinggali. Pemahaman terhadap alam pada rancangan arsitektur adalah upaya untuk menyelaraskan rancangan dengan alam, yaitu melalui memahami perilaku alam, ramah dan selaras terhadap alam.

Teknologi tidak selamanya menyumbang terhadap pemanasan global, tetapi juga dengan penerapan teknologi yang baik dan terencana , akan menjadi sebuah lingkungan binaan yang baik dan berkelanjutan. Lingkungan yang beradaptasi dengan pengaruh iklim lokal dan iklim global dapat dimanfaatkan dengan baik, selain mengurangi dampak pemanasan global juga member sumbangsih terhadap keberlanjutan lingkungan binaan tersebut.

Adaptasi dan pendekatan terhadap perubahan iklim global dapat dilakukan dengan mengadopsi kearifan lokal dalam perancangan. Pada zaman dahulu di Indonesia para perancang rumah –rumah yang disebut “Arsitektur Tradisional” sudah menerapkan rancangan yang terbukti bertahan dalam menghadapi iklim di Indonesia. Tingginya atap yang ada pada setiap bangunan tradisional, serta adanya tiang-tiang penyangga yang cukup tinggi di bagian bawah, sangat membantu dalam sirkulasi udara di dalam bangunan, sehingga menghadirkan udara yang segar pada bagian dalam bangunan.

Arsitek dalam hal ini memiliki peran penting , dalam dunia arsitektur , bangunan terbentuk umumnya menyesuaikan dengan iklim dimana bangunan itu berada. Bangunan berfungsi untuk manusia beraktivitas didalamnya dan dapat menghadapi iklim global. Dalam menghadapi iklim seperti ini, tidak hanya bangunan yang kuat merespon perubahan iklim tetapi juga memanfaatkan dan mejadikannya sebagai bangunan yang “sustainable”, memberi sumbangsih dengan mengurangi efek pemanasan global dan juga berperan menjadikan bumi semakin baik dan bersahabat dengan manusia.







Referensi:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar