Green Arsitektur:
Arsitektur
Surya Pasif dan Aktif
Kalau kita simak, esensi
penciptaan arsitektur adalah usaha untuk memenuhi tuntutan kubutuhan akan
ruangan. Ruang yang tercipta haruslah memenuhi standar kenikmatan, seperti kontrol
terhadap pencahayaan, penghawaan serta pengkondisian ruang. Di dalam arsitektur
surya, pencapaian kenikmatan ini sering dikaitkan dengan sifat dan tenaga
matahari yaitu “pasif” dan “aktif”.
Perancangan arsitektur surya pasif, didasarkan pada kaidah-kaidah perancangan
arsitektur yang selalu mempertimbangkan sifat tenaga matahari. Secara pasif
sinar matahari mempengaruhi benda-benda yang dikenainya melalui proses radiasi,
reradiasi, konduksi, refleksi yang keseluruhannya bersifat statis murni.
Sebenarnya bentuk perancangan ini
telah lama dekat dengan kehidupan kita sahari-hari. Misalnya pencahayaan ruang
alam. Di sini sinar matahari yang tidak pernah mengeluarkan efek atau akibat
apapun terhadap lingkungan kehidupan manusia, di manfaatkan secara langsung dan
seoptimal mungkin untuk penerangan ruangan gedung atau bangunan. Kemudian
mengatur elemen pengendalian cahaya untuk mendapatkan intensitas yang
dikehendaki, yang antara lain mengatur; (1) Komponen bangunan, seperti letak
dan luas lubang cahaya, sun-siding, tirai teritis, dan lain-lain.(2) Jenis
vegetesi dan penempatannya dimaksudkan sebagai absorber radiasi maupun
reradiasi.
Contoh lain adalah penghawaan yang nyaman dengan mengatur elemen vegetasi
sebagai pengontrol/pengendali suhu udara terhadap radiasi, konveksi, refleksi
sinar matahari. Atau dengan
pemilihan bahan struktur serta usaha-usaha merancang perlubangan untuk maksud
pengaliran udara dan sebagainya.
Sedang yang dikatakan arsiteksur surya aktif adalah segala usaha mengubah tenaga/sinar matahari
yang mengenai suatu obyek sehingga tenjadi peningkatan nilai-guna terhadap
energi. Tenaga tersebut atau dengan kata lain peningkatan nilai guna terjadi
dikarenakan adanya investasi terhadap tenaga matahari dalam bentuk energi.
Sistim ini banyak dipergunakan di negara-negara yang beriklim sedang (sub
tropis). Karena potensi tenaga/sinar matahari pada belahan dunia ini lebih
terbatas dibanding daerah dekat katulistiwa. Sehingga mendorong mereka berusaha
untuk mengolah, membudidayakan serta mendaya-gunakan energi matahari ke dalam
berbagai bentuk energi lain yang dibutuhkan. Mulai dari sistem pemanasan
(heating) air dan udara, sistem pendinginan (cooling), sampai pada solar cell
dengan proses photovoltaic listrik. Semuanya mengkoversikan tenaga/sinar
matahari ke dalam bengunan dengan cara-cara mekanikal.
Gedung ini merupakan salah satu memanfaatkan energi surya dan penghawaan
pasif
Gedung yang memanfaatkan pencahayaan energi surya penghawaan aktif
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar